Senin, 22 Oktober 2012

Cycling Amsterdam

Beruntung saya sempat merasakan atmosfer amsterdam cukup lama. Itu yang saya katakan kepada diri saya saat om, tante, serta sepupu saya disaat mereka hendak kembali ke Indonesia. Kami datang bersama-sama, tepat tanggal 22 Agustus 2012. Setelah berjalan2 selama sepuluh hari ke beberapa negara di Eropa, kami kembali lagi ke Amsterdam tanggal 3 September 2012. Tanggal 5 September om, tante, serta sepupu saya harus kembali ke Indonesia. Sedangkan saya akan tinggal lebih lama lagi disini, sekitar 2 minggu lagi, yippie.

Saya sempat merasakan sehari sebagai seorang bicycle explorer di Amsterdam. Hari itu saya benar2 berkeliling kota menggunakan sepeda kakak ipar saya. Sepeda warna putih, bermodel sepeda onta,seperti sepeda kuno, dengan ukuran yang relatif mungil untuk ukuran saya. Maklum, kakak ipar saya bertubuh mungil, sedangkan saya cukup tinggi, hehe :D Peace ya kak...


Udara cukup dingin saat itu, sekitar 16-17 derajat. Tapi saya tetap semangat menggenjot sepeda saya. Saya sempat heran melihat orang-orang Belanda yang begitu kuatnya mengayuh. Yah....selain kaki mereka memang panjang yaa. Tapi mereka seperti ringan sekali mengayuh. Sedangkan saya, harus mati-matian. Saya sudah mencoba tips mengayuh orang belanda, yaitu dengan ujung kaki atau tumit kaki, tapi tetap saja terasa berta untuk saya. Sekedar informasi, sepeda model belanda tidak memiliki rem tangan, namun apabila hendak mengerem kita harus mengayuh pedal ke arah sebaliknya, jadi dikayuh ke belakang.

Rute saya saat itu melewati trem nomor 17 dari halte withe de withsraat, hingga ke arah the Dam. Dam adalah pusat kotanya Amsterdam. Berupa sebuah plaza, yang dikelilingi oleh bangunan2 penting. Diantaranya adalah Istana Ratu, Madame Tussaud, dan Dom Kerk. Di Dam juga terdapat Kalverstraat, yang merupakan daerah pertokoan bermerk terkenal di Amsterdam.
At the Dom, dibelakang adalah istana ratu

Saya sempatkan diri untuk berjalan-jalan sejenak di Dom. Saya membeli pizza, berhubung sudah siang dan saya lapar. Saya juga berjalan-jalan disepanjang kalverstraat, sambil lihat-lihat kalo ada diskonan. Dan bahkan saya masuk ke mango! kebetulan saat itu sedang ada diskon, lumayanlah, sebuah baju dengan harga 6 euro. Berhubung harga aslinya sampai 30 euro-an. Di Eropa, ketika sudah di pertengahan musim biasanya banyak terdapat sale. Biasanya terjadi di bulan juli-agustus untuk summer.

Setelah puas di Dom, saya mengayuh sepeda saya ke arah utara, ke arah Central Station. Dari situ, saya mengayuh lagi ke daerah pelabuhan. Di daerah pelabuhan banyak apartemen-apartemen berkelas. Gedungnya cukup tinggi-tinggi dibandingkan kawasan tengah kota amsterdam. Disitu ada Bibliotheek yang besar alias perpustakaan, ada juga gedung bernama Nemo, yang meurpakan tempat sejenis museum sains.

Nemo building in the distance

Selain apartemen-apartemen mewah, daerah pelabuhan juga diisi oleh...yup, pelabuhan, tentu saja! tapi yang saya lihat disini adalah pelabuhan kapal persiar. Bahkan disini ada jembatan penghubung dari kapal ke gedungnya, seperti di bandara.



Saya amat sangat menikmati kawasan pelabuhan, yah jika kawasan itu bisa disebut kawasan pelabuhan. Setidaknya saya menganggapnya begitu:). Daerahnya sepi, tidak terlalu ramai orang seperti di pusat kota. Anginnya "silir", walau cenderung dingin waktu sore menjelang. Sore saat itu baru datang sekitar pukul 8 malam, maklum summer. Saya amat gigih dalam bersepeda, bahkan saya mengangkat sepeda saya menaiki tangga. Setidaknya itulah yang saya lakukan setelah melihat seorang bule melakukan hal tersebut. Di daerah pelabuhan sepeda memiliki tracknya sendiri di tangga. Jadi ya saya coba saja melakukan hal yang dilakukan bule barusan, yang ternyata cukup berat.



Hari semakin sore, banyak waktu saya hari itu saya habiskan di kawasan pelabuhan. Saya sudah hampir menabrak trem sore itu, karena kesombongan saya mengacuhkan tanda jalan sepeda. Lampu sudah menunjukkan merah untuk sepeda, namun karena saya lihat kanan-kiri oke saja, saya terobos tuh si lampu merah. Yang tidak saya perhitungkan adalah bahwa ada pengguna jalan lain disini yaitu, trem! Oh God....Untung suara klakson klining2 trem keras sekali, jadi saya langsung tersadar. Kalo engga, gak lucu dong masak judulnya turis Indonesia di Amsterdam nabrak trem.-.-...

Semakin sore, kayuhan kaki ini semakin berat. Rasanya mau berhenti saja. Untuk melepas lelah, saya mampir ke Albert Heijn sebentar, semacam ind*mart versi luar negeri. Setelah itu saya bergegas untuk mengayuh sepeda saya lagi, berhubung waktu telah menunjukkan 9 malam. Ketika saya asyik mengayuh, ada mobil menghalangi jalan saya. Saya cobalah naik ke trotoar. Yang tidak saya perhitungkan adalah bahwa tinggi trotoar itu lumayan, sekitar 7 cm an. Karena ban sepeda mepet ke trotoar, yahh terjungkang lah saya, dengan hebohnya, di depan om2 yang saya perkirakan mungkin abis ngganja. Yah gak salah dong saya underestimate, lah itu saya jatoh di deket2 coffeshop. Just FYI, jangan mengira Coffeshop adalah tempat ngopi di Belanda. Di Belanda, Coffeshop adalah tempat menghisap ganja. Menunya itu ya barang itu. Sedangkan kalau warung kopi lebih sering disebut sebagai Cafe.

But ya, walau mungkin tuh om juga setengah sadar kali ya, tapi mereka perhatian lohh. Mereka membatu saya bangun. "Are you alright?". saya bilang "yes, I'm fine". Yah saya pingin cepet2 ngacir aja dah dari situ, males jadi pusat perhatian. Sempet2nya ada juga orang2 turky ato mungkin marocco yang juga menanyai saya, yah mungkin mas2 ganjen, hahaha. Saya bilang aja "All is right". Lahh dia ngga ngerti saya ngomong apaan. Yasudahlah...Walo situ ganteng, males lah saya berhubungan sama foreigner. Hahaha. Yuk ngacir aja...

Hari semakin gelap. Saya semakin resah karena saya sepertinya mengambil jalan yang salah. Entahlah, sepertinya saya sempat berputar2 sebentar. Lewat sana, sini. Tanya2 orang. Untung saya bisa sampai dengan selamat ke daerah Dom. Dari Dom semuanya sudah lebih gampang. Tinggal ngikutin trem no 17 jurusan Osdorp Dijkgraafplein. Saya genjot tuh sepeda abis2an. Berhubung tadi habis jatuh, saat dikayuh ada suara ngik ngok aneh. Ya Allah ampuni hamba merusak sepeda orang. Semoga si kakak ga marah. 

Dengan susah payah sampai juga saja di Withe de withstraat, tinggal belok kanan sampailah saya ke marcopolostraat, rumah kakak saya. Dengan peluh keringat, alhamdulillah saya sampai dengan selamat. Gak terlalu nyasar, ga terlalu ngilang. 

Terkadang saya masih suka mengingat perjalanan-perjalan saya. Dan ketika saya mengingat, saya teringat kembali sensasi suka cita ada disana. Saya jadi teringat quote dari ibnu batuta, intinya "...Traveling leaves you in many strange place, but make you a stronger in your homeland". Percaya atau tidak, saya mengalami itu. Setelah apa yang saya jalani selama satu bulan di Eropa, saya jadi lebih berani menghadapi "unexpected thing" yang mungkin terjadi. Makes me a stronger human. InsyaAllah...

Dan untuk sepeda kak may yang telah menemani saya, i wanna say thak you *buat yang punya :D



0 komentar:

Posting Komentar